Sabtu, 25 Januari 2020

Tahun untuk Papa Mama

2015...
Papa dan mama masih muda
Masih di awal setengah abad mereka
Yang kulakukan adalah...
Mengajak mereka duduk didepan saat wisuda.
Lalu, aku terlarut dalam tamak dan romansa kekanakan

2016
Mengecap kembali kegagalan
Aku menyesal, kenapa butuh satu tahun untuk tersadar dari suatu kesian-siaan

2017
Membayar segala kebodohan dan mengalirkan air mata bahagia di wajah ayah ibuku
Kemudian menyeberangi lautan menuju pulau lain
Tapi tersandung lagi pada kebodohan lainnya.

2018
Masih menari dalam kesia-siaan dan bersembunyi pada kesepian sebagai alasan berbelok di jalan bercabang

2019
Hancur. Tinggal menjadi bongkahan.
Bangkit, kemudian hancur lagi menjadi serpihan
Lalu, ayah ibuku...sudah memasuki pertengahan usia setengah abad.
Aku tercekik.
Jangan pergi dulu, ma, pa.
Aku belum sempat membahagiakan kalian
Aku belum membuat kalian menginjakkan kaki ditanah penuh sejarah Nasrani itu
Aku belum sempat...
Membayar semua kejahatanku
Aku mohon, jangan menua dulu.
Aku mohon, tiap guratan dan kerutan itu membuatku sakit.
Aku yang sudah jauh, sangat merasakan perbedaan wajah kalian tiap aku berjumpa kalian.
Dan aku...aku tak suka kerutan dan otot yang melonggar itu.
Membuatku semakin tersadar waktuku semakin sedikit.

2020
Aku memeluk semua kebodohanku dan menatanya dalam suatu buku
Akan kubaca ketika aku akan melakukan kebodohan lainnya
Lalu kupatri wajahmu ma, pa dalam-dalam di hatiku
Agar aku tak berbelok lagi
Ini adalah tahun perjuangan
Ini adalah tahun membuat senyum diwajah kalian
Tunggulah aku.
Sehatlah selalu, kuatlah selalu dalam menghadapi berbagai hal.
Anakmu ini mencintaimu.

Tuhan tolong peluk tahun-tahun kami
Kasihmu yang membuat kami masih ada dan bisa berjuang
Ajar kami juga untuk...
Selalu ingat memeluk-Mu kembali

Kamis, 17 Maret 2016

untuk lelaki yang akan terpisah oleh jarak

Hari ini, belasan jam yang dikemas tanpa sedikitpun jauh darimu. Aku mencatat dengan sangat baik semua emosi, gambaran, suara, yang kita ciptakan hari ini, dalam sistemasi rumit saraf yang bernama kelogisan dan perasaan. Mereka seimbang dan bercampur jadi satu. Ini jadi diary visual dengan suara yang berkualitas tinggi. Aku akan dengan senang hati membuka diary itu kapan saja sesukaku tanpa diketahui oleh orang lain, karena dia ada dalam kepalaku.
Kedua sisi jalan yang biasa kita tempuh membuat kita memutar memory yang lama tapi masih tetap segar diingatan.
Malam ini insomnia datang lagi. Aku memandang dokumenter kita dalam ponselku. Aku mengusap wajahmu. Aku hanya harus merelakanmu berjuang. Tapi kau harus meninggalkan semuanya. Aku merasakan sakit. Tapi kau, seberapa besar sakitmu? Sakit yang kau pikul sendiri. Kau harus berjuang sendiri.
Sebenarnya, sayang...
Kau bisa menumpahkan semua padaku. Kau sangat bisa. Jangan pura-pura kuat. Nanti perasaanmu sakit. Hari ini kau bisa menangis dipundakku. Menenggelamkan wajahmu dalam ceruk leher dan pundakku. Tapi kau harus membungkuk sedikit, karena aku lebih pendek darimu. Tapi kau harus menahan bau apek dari badanku, karena aku belum pakai parfum apapun lagi semenjak kita pergi dari pagi hingga malam ini kau peluk aku. Tak apa kau luapkan semua hari ini, selagi kita masih bisa berdiri berhadapan satu sama lain. Dan hanya ada kita berdua. Tapi setelah ini, kau harus jadi kuat. Karena kau berjuang sendiri disana. Kalau nanti kau bertemu dengan perempuan lain yang lebih baik dari aku, tidak apa. Asal kau mengatakan dengan sejelas-jelasnya padaku. Tapi kalau kau tidak mengucapkan sepatah katapun tentang itu, artinya kau dan hatimu masih untukku. Dan aku akan dengan senang hati melakukan hal yang sama.
Baik-baiklah disana. Jangan lupakan ibadahmu. Jangan tenggelam pada keinginan duniawi. Doa kami, semua yang sayang padamu, akan selalu ada untukmu. Tuhan memberkatimu.
Dan... aku sangat menyayangimu. Aku juga berjuang untuk yang terbaik disini.


Minggu, 21 Juni 2015

Rumit

dulu sempat suka sama seseorang, anggap namanya B, selama 3 tahun. tapi, selalu nggak jelas sikap dianya. karena, hal itu, akhirnya aku mutusin buat jalan dengan orang lain, sebut aja A. aku pilih dia, karena sikap A itu jelas dan dia nunjukin kalau dia suka. nggak kayak B. secara drastis, aku nggak peduli lagi sama B. tiga bulan kemudian, B mulai kasih perhatian lagi, dan ujung-ujungnya bilang kalau dia suka sama aku. aku tanya,"Serius?" terus dia malah jawab, kalau itu bercanda. aku nggak ngerti. aku mulai makin kesal sama dia. sikap dia selalu gitu. waktu itu, aku nggak ambil pusing, karena aku udah sama A, dan sayang sama A.
satu tahun enam bulan kemudian, aku dapat info kalau ternyata B udah jadian sama orang lain di satu gereja kami. bahkan waktunya itu nggak selisih jauh dari bulan dia bilang suka ke aku. WHAT?!
entah kenapa aku kesal. aku kesal mereka jadian. tapi kalau ditanya, nggak ada yang mau ngaku. tapi aku nggak benci sama B karena dia pacaran, aku juga nggak cemburu sama cewek yang dibilang pacar si B. Jadi kenapa aku kesal? aku stalked akun fb mereka. dan mereka banyak saling like foto sama status. aku paham si B. selama "dekat" sama dia selama tiga tahun, dia nggak asal like foto cewek, kecuali kalau memang sedikit lebih dari sekedar teman. dia pernah like foto-fotoku, sampe ke koleksi yang lama, bukti kalau dia pernah stalk akun fb-ku.
perasaanku nggak sakit waktu liat semua saling like mereka, tapi...tetap aja ada rasa kesal. aku udah coba berfikir jernih. aku udah sama A yang jauh lebih baik dari B. terutama dalam hal sikap.
aku terus-terusan coba buat ngilangin kesal. aku bahkan sampe doain mereka biar langgeng di doaku, supaya kesal aneh dalam hatiku ini hilang.
tapi, tetap nggak bisa. malah semakin menyebalkan! mataku nyaris seperti dulu, yaitu refleks melihat ke tempat dimana dia berada.
ini gawat! ini nggak bener. aku harus apa? Aku sayang sama A! Aku nggak mau ingat-ingat B lagi!
Aku harus gimana buat ngilangin B dari pikiranku? Aku harus apa?
aku pengennya sama A. aku mau sama A... tapi...  :'(

Selasa, 26 Mei 2015

BOSAN

waktu lagi bosan. dan biasanya lagi pakai laptop. pasti yang dibongkar-bongkar itu game atau film. kalau pengen yang nyantai dan nggak ngapa-ngapain, biasanya nonton film. tapi, semua film udah ditonton. kecuali satu: insidous.
aku adalah orang penakut. paling takut kalau udah nonton yang begituan, ditambah entah kenapa, otakku ini langsung paling cepet kalau ngayal yang menyeramkan. misalnya pas mandi, lagi nutup mata karena cuci muka. pikiran horor langsung datang tanpa henti, salah satunya takut pas buka mata, tau-tau ada sosok menyeramkan di depan. padahal, pas buka mata nggak ada apa-apa.
waktu lagi mandi juga suka ngayal kalau ada yang lagi berdiri di belakang. padahal lagi-lagi...nggak ada.
pasti mikir gitu karena kebanyakan nonton film horor. udah tau penakut, tetap jugak ditonton. belum lagi rasa penasaran yang nggak tau diri yang suka muncul di ujung pertimbangan kegalauan mau nonton horor atau nggak. dan seringnya berakhir dengan nonton. sialnya, kalau siangnya nonton itu, pas malamnya di rumah sendirian, listrik malah mati! habislah sudah! aku pernah ngalamin itu, dan aku nggak berani gerak kemanapun. walhasil, bukannya nyari lilin atau apa, aku malah lari ke teras terus duduk disitu. kalau di luar banyak orang yang lewat, jadi nggak ngerasa sendiri dan takut. mau bentol digigit nyamuk juga nggak papa!
tapi kok jadi jauh kali cerita ini ya? padahal aku cuma mau cerita tentang bosan. malah jadi ke horor-_-
jadi, baliklah ke bosan. aku memutuskan buat nggak nonton horor, tapi main game. walaupun main plant vs zombie yang udah empat kali udah diselesaikan.
ya, ampun, nggak ilang-ilang ngantuk aku. malah makin ngantuk. tapi ini lagi PKL. gimana caranya biar nggak ngantuk. tarok  mintak kayu putih kemata. dan...SELAMAT BERJUANG!!

Balada Mahasiswi Tingkat Akhir D3

Udah lama nggak nulis disini. Aslinya juga jarang nulis. Haha.

Dulu waktu buat blog ini, masih semester 5, semester yang belum banyak merasakan dunia luar, tapi kekenyangan sama tugas yang datang bagaikan hujan. Keroyokan dan membuat gemetar. 

Waktu semester 5, rasanya nggak sabar mau semester 6. Pengen ngerasain yang namanya PKL dan segera tamat dari kuliah ini. Tapi, yang namanya tahap terakhir, memang selalu yang paling susah. Sama kayak di game, level terakhirnya pasti ketemu boss dari monster yang menyerang di awal sampai pertengahan game. Kalau semester 6 ini, monsternya ada tiga! Satu, dunia luar yang kejam (PKL). Dua, Tugas Akhir. Tiga, dosen!

Dunia PKL kan langsung terjun ke dunia kerja yang sebenarnya, walaupun cuma ngerjain kerjaan yang mudah, tapi tetap aja berat. Kenapa? Karena kalau ada apa-apa yang salah adalah anak PKL. Contoh, kerjaan mengarsip. Ada satu data yang diarsip oranglain,bukan si anak PKL yang biasanya ngerjain arsip. Tapi, begitu data itu hilang, siapa yang disalahin? Anak PKL.Yang disuruh cari pontang-panting juga anak PKL. Kalau ada kerjaan yang nggak beres, langsung kena semprot.Anak PKL, yang nilainya bergantung pada orang itu pun harus sabar kalau nggak mau nilainya jungkir balik.

Berhubung diangkatan kami sudah ada kebijakan baru, yaitu semester 6 tidak lagi belajar di kampus melainkan harus PKL selama 3 bulan dan mengerjakan TA...jadi selama PKL, aku juga harus ngebut nulis TA, tulis laporan PKL mingguan dan bulanan, dan membereskan segala urusan administrasi.

Jadi, seminggu sekali, harus permisi dari tempat PKL. Untung mentor perusahaannya pengertian kalau soal kuliah. jadi kalau permisi buat nemuin dosen di kampus, pasti dikasih ijin.

Yah, yang itu mengurangi sedikit beban. Beban yang lain adalah...mengejar dosen. Apalagi dosen yang jarang masuk. Gimana mau dijumpain kalau memang dari sananya nggak masuk? jadi, saran untuk adik-adik yang mau semester akhir. Sebelum ketemu dosen, harus buat janji temu dulu. Sms atau telepon dengan bahasa yang sopan. Walaupun udah datang tepat waktu tapi dosennya belum datang jugak, nggak papa. Tungguin aja. Jangan menyerah!

Itu soal dosen, kalau TA-nya nggak terlalu berat kalau udah dikasih bimbingan sama dosen. Jangan patah semangat kalau misalnya pas ngasih print-an TA bentuknya masih rapi, balik-balik udah kayak lukisan picasso karena penuh dengan coretan artistik yang bernama revisi. Senanglah dapat revisi, kamu jadi tau dimana kesalahanmu, kalau revisinya sudah berkali-kali...sabar aja ya! haha :D

Beban berikutnya adalah beban FINANSIAL. Pada semester 6, semua biaya membengkak. Biaya print, ongkos bolak-balik ke kampus atau ke perpus, biaya makan karena harus nunggu dosen (beli cemilan, simpan ditas. Kalau pergi makan, nanti nggak liat dosen datang. Itu BERBAHAYA). Saran aku, untuk para adik yang belum semester akhir, banyak-banyaklah nabung untuk menghadapi hal ini. 

Semester 6 juga harus banyak sabar, jaga kesehatan, karena satu hari sakit sama dengan rugi! Banyak-banyak berdoa dan berserah kepada Tuhan.

buat yang pacaran...jangan berani-berani cari masalah dihubungan kalian selama semester 6. Karena kalau udah bermasalah dengan hati, ngapainpun pasti udah nggak mood. apalagi ngerjain TA. Perkara ini, masa depan terancam. Jadi, please buat yang pacaran...saya himbau buat lebih ekstra lagi dalam menjaga perasaan satu sama lain.

Kayaknya udah kepanjangan. Sampai sini dulu tulisan nggak penting ini. dadah~ :*

Rabu, 26 November 2014

Sekelumit Pikiran Si Gadis Keriting

Tiap-tiap orang punya hal yang disukai, yang ingin dilakukan berulang-ulang dan tidak bosan, malah merasa senang. Hal itu adalah hobi, dan tidak jarang, hobi itu menjadi sebuah obsesi untuk terus dikembangkan dan akhirnya menjadi orang yang mahir dalam melakukan hal tersebut.
Hal yang telah menjadi obsesi pasti akan terus melekat dipikiran, dan mempengaruhi tindakan untuk terus mengejar hal tersebut.

Saya mengatakan ini karena, saya merasakan sendiri bagaimana hobi menjadi obsesi. Tapi, saya tidak bisa memperdalam hobi saya tersebut sampai benar-benar mahir. Hobi saya adalah menulis dan menggambar, sewaktu memilih jurusan untuk kuliah, saya selalu ingin memasuki jurusan yang berhubungan dengan menggambar. Tapi, orang tua saya tidak mendukung, karena lulusan jurusan tersebut dianggap susah untuk mencari kerja. Jurusan seperti itu dinilai yah...kasarnya, tidak laku didunia kerja. 

Karena tidak diizinkan untuk mengambil jurusan yang saya inginkan. Saya jadi tidak semangat belajar, karena tidak punya tujuan tetap. Saya kurang suka hal lain selain jurusan itu.
Pada akhirnya, saya tidak lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Kemudian, orang tua saya menyarankan untuk masuk ke sebuah politeknik negeri. Saya tetap tidak bersemangat, tapi daripada sama sekali tidak mendapat kuliah negeri, akhirnya saya mulai memupuk niat. Saya mulai mencari jurusan yang mungkin banyak dibutuhkan dalam dunia kerja. Saya mendapatkannya, saya memilih jurusan yang berhubungan dengan ekonomi. Tapi saya memilih jurusan itu bukan karena ekonominya, tapi karena ada mata kuliah desain grafis disana walaupun hanya dipelajari saat semester 3. Mata kuliah yang berkaitan dengan gambar dan desain. Saya menjadi giat belajar, dan baru kali ini saya semangat.

Pada saat kuliah, saya paling menantikan mata kuliah itu. Kalau dipikir-pikir, saya merasa sangat bersemangat hanya saat mata kuliah itu. Tapi, karena hanya mempelajari kulit luarnya saja, dan tidak diizinkan untuk mengikuti les desain grafis, saya menjadi frustasi sendiri. Saya ingin membuat yang lebih, tapi tidak tau bagaimana caranya. Akhirnya, karena tidak dapat belajar lebih jauh dan dikejar oleh tugas mata kuliah lain, saya pun perlahan-lahan meninggalkan desain grafis. yang saya bisa lakukan adalah kembali ke cara menggambar manual, itupun saya hanya bisa lakukan diwaktu senggang. Saya menjadi merasa terperangkap. Saya ingin ini, tapi yang saya dapat bukan hal yang saya inginkan. Melakukan sesuai jurusan, saya tidak berminat. Karena hal itu, nilai saya menurun.

Namun, seiring berjalannya waktu, saya sadar kalau saya tidak bisa begini terus. Kalau saya tetap begini, saya tidak akan jadi apa-apa. Kuliah gagal, hobi pun tidak bisa dimahirkan. Akhirnya, saya belajar dengan serius, waktu untuk hobi saya kurangi. Untuk mencapai hasil yang maksimal memang harus ada yang dikorbankan. Sementara ini, saya harus sabar, tidak mengerjakan hobi, dan berusaha keras dalam kuliah. Karena saya ingin berhasil, saya tidak ingin setengah-setengah. Semoga nanti, ada saatnya saya bisa membahagiakan orang tua saya, menjadi orang sukses, dan tetap bisa mengerjakan hobi, walaupun hanya diwaktu senggang. 

Semangat, Keriting!! (^o^)9

Senin, 24 November 2014

Teman dan jenisnya.

Menurut pengalaman pribadi yang sudah aku jalani,
teman itu ada berbagai bentuk dan rupanya. Mulai dari fisik sampai ke sifat.
Ada yang menyenangkan, ada yang menyebalkan, ada yang biasa aja. Sejauh ini, teman dekat yang aku punya itu cuma sedikit, sekarang malah cuma punya dua teman dekat. Cari orang yang benar-benar sepaham dan klop memang susah. Berhubung aku juga orang yang agak sulit bergaul.
Kenapa daritadi malah bahas ini? Mana jenis-jenis temannya? -__-
Yasudah, yasudah, jangan perebutkan saya, ini dia jenis-jenisnyaa :D
1.  Pintar dan Pelit
ini adalah tipe orang yang selalu belajar dengan giat tapi sulit berbagi, biasanya karena takut tersaingi. Anak yang disayangi guru, tapi tidak disukai oleh teman sekelas. Perilaku yang acap kali dilakukan saat ujian adalah menutup segala akses bagi orang yang mau mencontek, pura-pura budek kalau dipanggil, menjawab gak tau kalau ditanya, tapi mendapat nilai gemilang waktu kertas ujian dibagikan. Huuuh~
2.  Aku padamu
ini adalah tipe teman yang tergolong benalu. Ada yang bawa bekal, orang ini yang paling cepat minta, hobinya ngutang, kalau ujian paling ribut dikarenakan mencari jawaban, suka minjem hape orang untuk numpang online, sms, dan terkadang paling menyebalkannya adalah streaming youtube, setelah baterai atau kuota habis, baru hp-nya dibalikin.
3.  Manja
Biasanya orangnya suka moody, kalau keinginannya gak kesampean, dia ngambek. Sensitif, salah bicara dikit langsung ngambek.
4.  Humoris
biasanya orang humoris itu selalu ceria dan mudah bergaul. Orang seperti ini punya banyak teman, dan dikenal banyak orang. Dia adalah mood maker bagi orang yang berkumpul didekatnya.
5.  Pendengar yang Baik
Orang ini adalah orang yang menyenangkan untuk diajak curhat, walaupun kadang gak bisa ngasih solusi. Tapi dia benar-benar mendengarkan dengan serius saat kita curhat, jadi kita merasa diperhatikan dan lega setelah cerita masalah ke dia.
6.  Egois
Dalam hal apapun dia harus didengar, mengganggap diri selalu benar, gak bisa disalahkan, suka mementingkan diri sendiri.
7. Know It All
Dalam hal ini bukan maksudnya pintar, tapi sok tau. Dalam pembicaraan suka ngotot kalau dia lebih paham dan tau tentang topik, asal ada kejadian yang terjadi langsung bilang,"Aku tau!" padahal yang dia tau itu terkadang malah menyesatkan. Tapi, kadang ada juga yang memang benar-benar tau dan benar. Hmm~
8. Baik
Ya, baik. gak pelit, pro sama kawan, gak cepat marah. kadang dilengkapi juga dengan bijaksana, pintar, dan gak sombong, atau rupawan. Orang ini adalah orang yang dikagumi banyak orang karena baik. Aku punya teman yang kayak gini! :D

Begitulah jenis-jenis teman yang sudah saya temui. Dan beberapa temanku punya kombinasi dari jenis-jenis di atas.
sekian untuk hari ini, bye bye :D